KURIKULUM HUMANISTIK
1. Konsep Dasar
Kurikulum humanistik dikembangkan oleh para ahli pendidikan humanistik. Berdasarkan konsep aliran pendidikan pribadi (personalized education) yaitu John Dewey (Progressive Education) dan J.J. Rousseau (Romantic Education). Aliran ini lebih memberikan tempat pada siswa dan memandang siswa sebagai subjek yang menjadi pusat kegiatan pendidikan.
Ada beberapaaliran yang termasukdalampendidikan humanistic yaitupendidikanKonfluen, KritikismeRadikaldanMistikisme Modern.PendidikanKonfluenmenekankankeutuhanpribadi, individuharusmeresponsecarautuh (baiksecarapikiran, perasaan, maupuntindakan) terhadapkesatuan yang menyeluruhdarilingkungan.KritikismeRadikalbersumberdarialiran naturalism danromantismeRosseau yang memandangpendidikansebagaiupayauntukmembantuanakmenemukandanmengembangkansendirisegalapotensi yang dimiliki.Mitikisme Modern adalahaliran yang menekankanlatihandanpengembangankepekaanperasaan, kehalusanbudipekerti, melalui sensitivity training, yoga, meditasidsb).
2. Kurikulum Konfluen
Kurikulum konfluen dikembangkan oleh para ahli pendidikan konfluen yang ingin menyatukan segi-segi afektif (sikap,perasaan, nilai) dengan segi kognitif (kemampuan intelektual). Pendidikankonfluenkurangmenekankanpengetahuan yang mengandungsegiafektif.Kurikulumtidakmenyiapkanpendidikantentangsikap, perasaandannilai yang harusdimilikimurid-murid.Sebaiknyakurikulummempersiapkanberbagai alternative yang dapatdipilihmuriddalam proses bersikap, berperasaandanmemberipertimbangannilai. Muridhendaknyadiajakuntukmenyatakanpilihandanmempertanggungjawabkansikap, perasaandanpertimbangannilai yang telahdipilihnya.
3. Ciri Kurikulum Konfluen
Kurikulumkonfluenmemilikibeberapa cirri utamayaitu :
a. Partisipasi. Kurikuluminimenekankanpartisipasimuriddalambelajar. Hal inimenunjukkanciri non-otoriterdaripendidikankonfluen.
b. Integrasi. Melaluipartisipasidalamberbagaikegiatankelompokterjadiinteraksi, interpenetrasidanintegrasidaripemikiran, perasaandantindakan.
c. Relevansi. Isi pendidikanrelevandengankebutuhan, minatdankehidupanmurid.
d. PribadiAnak. Pendidikanmemberikantempatutamapadapribadianak. Pendidikanadalahpengembanganpribadi, pengaktualisasiansegalapotensipribadianaksecarautuh.
e. Tujuan.Pendidikanbertujuanmengembangakanpribadi yang utuh, yang serasibaik di dalamdirinyamaupundenganlingkungansecaramenyeluruh.
4. Metode-metode Belajar Konfluen
Para penyusunkurikulumkonfluentidakmenuntut guru melaksanakanpengajaranseperti yang merekakerjakan.Setiap guru diharapkandapatmengembangakankreasimerekasendiri.
Dalammemilihkegiatanbelajaradabeberapacara yang dapatditempuh. Pertama, mengidentifikasitemaatau topic yang mengandungself judgment.Kedua, materidisajikandalambentuk yang belumselesai (open ended), temaatauisudiharapkanmunculsecaraspontandariprosedursertaperlengkapanpengajaran yang ada.
Pengajaran humanistic memfokuskan proses aktualisasidiri (self actualization). Setiap orang mempunyai self (aku) yang tidakselaludisadari, tersembunyiatautertutup yang kemudianakandisadarkanmelaluipendidikan. Kurikulumhumanistikdapatmembantumemperlancar proses aktualisasidiriini. Melaluiberbagaikegiatanpengajaran model humanistic, parasiswadapatmenyatakandiri, berekspresi, bereksperimen, berbuat, memperolehumpanbalikdanmenemukandirinya.
5. Karakteristik Kurikulum Humanistik
Kurikulum humanistic memilikibeberapakarakteristikberkenaandengantujuan, metode, organisasiisidanevaluasi.Menurutparahumanis, kurikulumberfungsimenyediakanpengalamanberhargauntukmembantumemperlancarperkembanganpribadimurid.Bagimerekatujuanpendidikanadalah proses perkembanganpribadi yang dinamis yang diarahkanpadapertumbuhan, integritasdanotonomkepribadian, sikap yang sehatterhadapdirisendiri, orang lain danbelajar.
Kurikulumhumanistikmenuntuthubunganemosional yang baikantara guru danmurid.Selainharusmampumenciptakanhubungan yang hangatdenganmurid, guru jugaharusmampumenjadisumber.Iaharusmampumeberikanmateri yang menarikdanmampumenciptakansituasi yang memperlancar proses belajar.
Sesuaidenganprinsip yang dianut, kurikulumhumanistikmenekankanintegrasi, yaitukesatuanperilakubukansaja yang bersifatintelektualtetapijugaemosionaldantindakan.Kurikulumharusmampumemberikanpengalaman yang menyeluruh, bukanpengalaman yang terpenggal.
Model inilebihmengutamakan proses daripadahasil. Kurikulum yang biasaterutamasubjekakademismempunyai criteria pencapaian, maka model humanistic tidakada criteria.Sasaran model iniadalahperkembangananaksupayamenjadimanusia yang lebihterbuka, lebihberdirisendiri.
6. KelemahanKurikulumHumanistik
Sebagaisuatuhalalamiah, kurikulum humanistic memilikikelemahan, antara lain:
a. Keterlibatanemosionaltidakselamanyaberdampakpositifbagiperkembangan individual pesertadidik.
b. Meskikurikuluminimenekankanindividupesertadidik, padakenyataannya di setiap program terdapatkeseragamanpesertadidik.
c. Kurikuluminikurangmemperhatikankebutuhanmasyarakatsecarakeseluruhan.
d. Dalamkurikulumini, prinsip-prinsippsikologis yang adakurangterhubungkan.
1. Konsep Dasar
Kurikulum humanistik dikembangkan oleh para ahli pendidikan humanistik. Berdasarkan konsep aliran pendidikan pribadi (personalized education) yaitu John Dewey (Progressive Education) dan J.J. Rousseau (Romantic Education). Aliran ini lebih memberikan tempat pada siswa dan memandang siswa sebagai subjek yang menjadi pusat kegiatan pendidikan.
Ada beberapaaliran yang termasukdalampendidikan humanistic yaitupendidikanKonfluen, KritikismeRadikaldanMistikisme Modern.PendidikanKonfluenmenekankankeutuhanpribadi, individuharusmeresponsecarautuh (baiksecarapikiran, perasaan, maupuntindakan) terhadapkesatuan yang menyeluruhdarilingkungan.KritikismeRadikalbersumberdarialiran naturalism danromantismeRosseau yang memandangpendidikansebagaiupayauntukmembantuanakmenemukandanmengembangkansendirisegalapotensi yang dimiliki.Mitikisme Modern adalahaliran yang menekankanlatihandanpengembangankepekaanperasaan, kehalusanbudipekerti, melalui sensitivity training, yoga, meditasidsb).
2. Kurikulum Konfluen
Kurikulum konfluen dikembangkan oleh para ahli pendidikan konfluen yang ingin menyatukan segi-segi afektif (sikap,perasaan, nilai) dengan segi kognitif (kemampuan intelektual). Pendidikankonfluenkurangmenekankanpengetahuan yang mengandungsegiafektif.Kurikulumtidakmenyiapkanpendidikantentangsikap, perasaandannilai yang harusdimilikimurid-murid.Sebaiknyakurikulummempersiapkanberbagai alternative yang dapatdipilihmuriddalam proses bersikap, berperasaandanmemberipertimbangannilai. Muridhendaknyadiajakuntukmenyatakanpilihandanmempertanggungjawabkansikap, perasaandanpertimbangannilai yang telahdipilihnya.
3. Ciri Kurikulum Konfluen
Kurikulumkonfluenmemilikibeberapa cirri utamayaitu :
a. Partisipasi. Kurikuluminimenekankanpartisipasimuriddalambelajar. Hal inimenunjukkanciri non-otoriterdaripendidikankonfluen.
b. Integrasi. Melaluipartisipasidalamberbagaikegiatankelompokterjadiinteraksi, interpenetrasidanintegrasidaripemikiran, perasaandantindakan.
c. Relevansi. Isi pendidikanrelevandengankebutuhan, minatdankehidupanmurid.
d. PribadiAnak. Pendidikanmemberikantempatutamapadapribadianak. Pendidikanadalahpengembanganpribadi, pengaktualisasiansegalapotensipribadianaksecarautuh.
e. Tujuan.Pendidikanbertujuanmengembangakanpribadi yang utuh, yang serasibaik di dalamdirinyamaupundenganlingkungansecaramenyeluruh.
4. Metode-metode Belajar Konfluen
Para penyusunkurikulumkonfluentidakmenuntut guru melaksanakanpengajaranseperti yang merekakerjakan.Setiap guru diharapkandapatmengembangakankreasimerekasendiri.
Dalammemilihkegiatanbelajaradabeberapacara yang dapatditempuh. Pertama, mengidentifikasitemaatau topic yang mengandungself judgment.Kedua, materidisajikandalambentuk yang belumselesai (open ended), temaatauisudiharapkanmunculsecaraspontandariprosedursertaperlengkapanpengajaran yang ada.
Pengajaran humanistic memfokuskan proses aktualisasidiri (self actualization). Setiap orang mempunyai self (aku) yang tidakselaludisadari, tersembunyiatautertutup yang kemudianakandisadarkanmelaluipendidikan. Kurikulumhumanistikdapatmembantumemperlancar proses aktualisasidiriini. Melaluiberbagaikegiatanpengajaran model humanistic, parasiswadapatmenyatakandiri, berekspresi, bereksperimen, berbuat, memperolehumpanbalikdanmenemukandirinya.
5. Karakteristik Kurikulum Humanistik
Kurikulum humanistic memilikibeberapakarakteristikberkenaandengantujuan, metode, organisasiisidanevaluasi.Menurutparahumanis, kurikulumberfungsimenyediakanpengalamanberhargauntukmembantumemperlancarperkembanganpribadimurid.Bagimerekatujuanpendidikanadalah proses perkembanganpribadi yang dinamis yang diarahkanpadapertumbuhan, integritasdanotonomkepribadian, sikap yang sehatterhadapdirisendiri, orang lain danbelajar.
Kurikulumhumanistikmenuntuthubunganemosional yang baikantara guru danmurid.Selainharusmampumenciptakanhubungan yang hangatdenganmurid, guru jugaharusmampumenjadisumber.Iaharusmampumeberikanmateri yang menarikdanmampumenciptakansituasi yang memperlancar proses belajar.
Sesuaidenganprinsip yang dianut, kurikulumhumanistikmenekankanintegrasi, yaitukesatuanperilakubukansaja yang bersifatintelektualtetapijugaemosionaldantindakan.Kurikulumharusmampumemberikanpengalaman yang menyeluruh, bukanpengalaman yang terpenggal.
Model inilebihmengutamakan proses daripadahasil. Kurikulum yang biasaterutamasubjekakademismempunyai criteria pencapaian, maka model humanistic tidakada criteria.Sasaran model iniadalahperkembangananaksupayamenjadimanusia yang lebihterbuka, lebihberdirisendiri.
6. KelemahanKurikulumHumanistik
Sebagaisuatuhalalamiah, kurikulum humanistic memilikikelemahan, antara lain:
a. Keterlibatanemosionaltidakselamanyaberdampakpositifbagiperkembangan individual pesertadidik.
b. Meskikurikuluminimenekankanindividupesertadidik, padakenyataannya di setiap program terdapatkeseragamanpesertadidik.
c. Kurikuluminikurangmemperhatikankebutuhanmasyarakatsecarakeseluruhan.
d. Dalamkurikulumini, prinsip-prinsippsikologis yang adakurangterhubungkan.